Kamis, 18 Agustus 2011

Saatnya sahur, ternyata anggara hampir saja terlambat. Untung saja AAT teman satu kostnya membangunkannya. Karena tiga teman yang lainnya sudah pindah tempat, kabarnya diusir. Tapi ia tak mau suuzoon, karena tidak baik dan dapat menimbulkan fitnah. Lalu bergegas untuk makan sahur karena waktu tinggal 30 menit lagi.

Aat pun tertidur dan ternyata Anggara pun menyusul tidur kembali. Tanpa ia sadari sekarang sudah jam 8 pagi dan bersiap – siap untuk pulang karena selama dua hari kedepan ia libur. Ia buru – buru pulang ke rumah, ia berharap tak terlalu panas cuaca hari ini serta debu yang bertaburan sedikit.

Sesampai di rumah , ia langsung masuk dan merapikan penampilannya. Tak lama kemudian sahabatnya Apri yang lama merantau kini datang ke rumahnya. Mereka asyik bercanda tawa, mungkin karena telah lama tak bertemu.

Dan beberapa saat kemudian leny sahabat sekaligus tetangganya pun datang. Mereka bercanda tawa bertiga. Selang 10 menit adiknya pulang sekolah. Semakin ramai suasana rumah itu. Setelah itu tiba – tiba Apri pulang dan Leny pun ikut pulang.

**

Keesokan harinya leny berpamitan karena akan pergi kekampung halamanan neneknya bersama saudaranya namun ayah dan ibu serta adikya tinggal di rumah. Ia berkata akan pulang kira – kira satu bulan mendatang.

Kini suasana di beberapa rumah Nampak sepi, semenjak Leny pergi. Karena Leny, Anggara, Ana, Faridz, Jaswa dan Bunga yang biasanya membuat suasana ramai. Kini yang ada di komplek itu hanya Ana dan Anggara. Terkadang mereka sesekali bercanda namun Anggara tak lama – lama karena Ana telah bertunangan dengan pria lain.

Nantikan kisah selanjutnya di FARIDWANJASWA.BLOGSPOT.COM

Ketika bangun tidur , ia langsung mandi. Lalu ia berusaha jalan sambil menunggu azan maghrib. Namun ia sendirian , gara – gara tidur ia ditinggal teman – temanya ngabuburit. Kasihan yach, tapi ia berusaha tegar dan kuat. Hingga di jalan ada seorang gadis yang membuat ia terdiam kaku.

Dan gadis itu menhampirinya, dia heran mau apa dia kesini ?

Hay, sapa gadis itu .

Hay juga, jawabnya.

Boleh kenal nggak, kenalin aku ARA ? Tanya gadis itu sambil mengulurkan tangan.

Boleh, aku Anggara, oh yach kamu mau kemana ? Tanya balik Anggara.

Nggak aku lagi nungguin temen, kebetulan kamu sendirian jadi aku samperin deah, jawab Ara.

Oh yach deah, kamu tinggal dimana ? Tanya Anggara lagi.

Rumah aku nggak jauh kox dari sini, jalan itu belok kanan, terus belok kiri dan lurus , ada simpang tiga belok kanan lagi rumah no 6,,,, jawab ArA.

Ia deah, lain kali aku main ke rumah kamu, jawab Anggra.

Oh yach, rumah kamu dimana ? Tanya Ara

Rumah aku jauh, aku disini kost karena kuliah, jawab Anggra.

Oh kost, emang dimananya, siapa tahukan aku tau,,, Tanya Ara kembali.

Ini lurus belok kiri, terus belok kiri lagi dan toko sebelh kiri,, tau kan Tanya Anggara balik.

Oh rumah itu yach, kebetulan ada temen aku tinggal disitu juga, cuman aku tidak tau pasti kost kamu yang mana. Jawab Ara.

Ya ya ya , jawab ANggara.

Eeh, aku duluan yach tuch temen aku sudah datang, sampai ketemu besok ya,,,sapa Ara.

Bye bye juga, jawab Anggara.

Dan Anggara pun buru – buru pulang karena waktu buka puasa hampir mendekati. Tak sabar ia menunggu azan maghrib tiba, karena setiap yang berpuasa pasti tak sabar jika dikatan azan maghrib. Sesampai di kost ternyata azan maghrib, dan ia langsung menyantap makanan yang sudah ia siapkan tadi.

Nantikan kisah selanjutnya di FARIDWANJASWA.BLOGSPOT.COM

Meskipun ia asyik dengan Bent saat di rumah, namun kini ia harus memikirkan tentang kuliahnya. Terutama tempat tinggal atau rumah saat kuliah. Kost yang yang ditempatinya sekarang telah habis masa kontraknya. Ia hilir mudik untuk mencari kost yang asyik dan nyaman buat ia tempati, namun harga yang ia dapatkan begitu mahal, bahkan 3 – 6 kali lipat dari harga yang dulu.

Ia mencari tempat yang sederhana, asyik , nyaman , asri, dan lebih luas saat teman dan keluarganya berkunjung. Tak peduli terik matahari yang panas saat siang hari, tapi ia tak sanggup lagi dan memutuskan pulang.

Tak jarang ia menghubungi teman – temannya untuk minta bantuan namun tak direspon. Ia berfikir ya sudah lach, sepertinya harus cari sendiri tanpa bantuan orang lain. Dalam doanya berharap dapat tempat membuat hatinya tenang dan tentram.

Ibu kost yang lama terlalu cerewet dan membuatnya pusing, karena itu lach ia berusaha secepat mungkin. Dan kini ia tak mau jadi anak kost lagi , lalu memilih mengontrak rumah kecil. Capek jadi anak kost yang hanya mendengar ocehan, dan sebagai tempat pelampiasan ibu kost. Meskipun ibu kost tak semuanya seperti itu.

Siang ini panas begitu menyengat dan membuat ia tak betah berada di kost. Namun apa daya mau pergi suasana diluar begitu panas. Suasana panas, ia mendapat pesan singkat di handphone bahwa masa aktifnya telah habis, mau isi ulang pulsa suasana panas. Akibat semua ini , membuat ia emosi dan emosi tapi ia berusaha sabar karena tak oleh kalah akan situasi dan keadaan. Karena emosi bukanlah segala – galanya dan tak dapat menyelesaikan masalah namun menambah masalah.

Yang dapat ia lakukan hanya tiduran seraya mendengarkan music favoritenya. Lagu demi lagu namun ia tetap gelisah dan tak bisa tidur. Kini ia bingung hendak berbuat apa lagi ? yang dapat ia lakukan sekarang hanya mandi , namun ia berfikir jika mandi kan suasana begitu sangat panas, nanti jadi tambah panas.
Ia memutuskan untuk melanjutkan mendengarkan lagu favorite dan akhirnya tertidur. Tak heran teman – teman kostnya bingung karena tak ada suara , karena ia tidur terlalu lelap.

Nantikan kisah selanjutnya di FARIDWANJASWA.BLOGSPOT.COM

Setelah ia sampai di rumah dan membuka pintu ternyata rumahnya sangat berantakan. Kedua orang tuanya pergi kerja sedangkan adiknya masihh di sekolahan. Ia tak berhenti terlalu lama dan langsung merapikan semua yang ada di rumah. Kini rumahnya telah besih dan rapi.

**

Dan ia pun berusaha mencari kucing yang sangat disayangi itu. Kucing itu di berinama Bent. Ia memelihara kucing itu semenjak kucing itu masih kecil yang dibuang di depan rumahnya. Tapi kini ia tak tak tau lari kemana. Kucingnya berwarna putih dengan ekor berwarna hitam.

Lalu ia mencari tempat makanan kucing ternyata sudah kering. Lalu berkata, pantas Bent pergi di rumah tidak ada yang mau memberi makan.

**
setelah beberapa hari dicari akhirnya ketemu juga dan kini , Bent telah pulang ke rumah namun kadang ia pergi. Kini suasana hatinya semakin riang bisa bermain sama adiknya dan bent kucing peliharaannya. Karena Bent begitu lucu, asyik buat bermain. Bahkan mereka bermain bola pimping bertiga, dilemparnya bola pimpong ke Bent lalu dikejarnya sehingga canda tawa begitu sangat mengharukan.

Tak peduli panas siang hari , meskipun puasa mereka tetap semangat menjalani ibadah yang hanya dapat dilakukan satu kali dalam satu tahun. Banyak teman – temannya iri dengan kucing ia pelihara , tak banyak yang membawa Bent pergi dan membawa mainnya. Namun mereka berdua tetap ikhlas menjalani ini dengan sabar, karena yakin Bent akan pulang ke rumah dan bermain bersamanya kembali.

Hingga suatu hari adiknya membuat suatu permainan untuk Bent di dalam kamarnya. Permainan ituada boneka kecil yang berbentuk beruang, katak, berudu dan dan monyet serta ditambah permainan yang ada suaranya.

Kedua orang tuanya sangat heran , kenapa Bent begitu akrab dengan kedua putranya. Tapi mereka mencoba menerima keaadan ini, dengan adanya Bent suasanan rumah semakin ramai. Meskipun harus memberii makanan setiap harinya.

Nantikan kisah selanjutnya di FARIDWANJASWA.BLOGSPOT.COM
Jumat, 12 Agustus 2011

Setelah semua ini, ia hanya bisa pasrah. Tapi hari ini ia harus pulang kerumah karena nanti malam ia harus melanjutkan acara buka bersama teman – teman satu semasa SMA dulu. Persiapan demi persipan harus dilakukan dengan cukup matang, karena perjalanan yang harus ia tempuh cukup jauh dan jalan begitu berlobang dan hancur. Tak cukup hanya debu yang bertaburan namun mobil yang lalu lalang membuat memprlambat perjalanan mereka.

Ia tak sabar pulang ke rumah untuk bertemu keluarganya dan teman – teman semasa SMA yang lama tak ketemu. Tapi jika jam pagi perjalanan kota yang masih macet dan membutuhkan kesabaran yang ekstra.

Menjelang ia berangkat kini ia menulis kata cinta yang lama ia harapkan kedatangannya.
Pagi lebih indah bila diawali senyuman manis
Dan sangat indah bila ditambah cinta yang tulus
Terima kasih Tuhan atas rasa perasaan ini
Tiada hal yang indah bila tanpa cinta
Tiada warna bergejolak bila cinta tak membara
Merah cinta akan berbeda dengan merahnya lara
Karena cinta dan lara sangat jauh berbeda
Bagaikan langit dan bumi
Yang terpisahkan oleh keadaan

Tak banyak yang dapat ia lakukan lagi dan kini segera berangkat untuk pulang ke rumah. Sepupunya pun telah mengirim pesan singkat untuk menunggu kedatangannya.

Nantikan kisah selanjutnya di faridwanjaswa.blogspot.com
Tetap ditunggu kritik dan saran

Saat ia terbangun dari lelap tidur yang cukup singkat itu. Kini ia langsung menuju kamar mandi , ia mandi tak membutuhkan waktu yang cukup lama. Ia hany amembutuhkan waktu 5 menit karena suasana pagi itu begitu dingin.

Setelah ia rapid an bersiap – siap kini mendapat kabar dari temannya si Faridz bahwa Jaswa telah meninggal dunia. Karena baginya Jaswa tak hanya teman dan sahabat tapi telah dianggap sebagai saudaranya juga. Dari kecil ia selalu bersama berbagi suka dan duka.

Ia bertanya , apa penyebab ia meninggal ?

Dan dijawab oleh Faridz, ia dirampok saat pulang kuliah ?

Apa saja yang luka , Tanya Anggara kembali.

Perutnya ditusuk hingga ususnya keluar serta uang, ATM dan kendaraan yang dibawa hilang dibawa kabur pelaku, jawab Faridz.

ANggara menjawab, yang sabar memang sudah takdir kita sebagai manusia hanya bisa berusaha dan berdoa untuk yang terbaik.

Anggara selalu berfikir kenapa kejadian yang begitu membuat ia pilu dan haru selalu terjadi kepada semua teman karibnya. Jka harus ia ukur telah habis beberapa liter air mata yang ia keluarkan akan semua ini.

Tak hanya kehancuran akan ketiadaan teman dan kekasihnya saja , namun kecelakaan yang membuat ia harus terauma. Sungguh berat cobaan yang ia rasakan tapi itu lah garis kehidupan yang harus ia jalani. Ia berusaha bangkit meskipun harus terjatuh dan jatuh kembali.


Apa lagi saat kemarin ia bertemu seorang pemulung yang begitu kuluh dan kumuh, ia ingin membantu namun ia tak punya penghasilan dan uang saku yang ia punya hanya bisa untuk memenuhi kebutuhannya selama kuliah.

Kini ia hanya bisa berharap suatu saat imajinasi yang buat bisa menjadi sebuah karya yang luar bisa dan bisa diabadikan oleh dunia ini. Agar ia bisa membantu kehidupan yang kurang manis dipandang mata.

Dalam doanya ia selalu berkata :
Tuhan
Berikan aku kekuatan
Karena aku hanya lah hambamu yang lemah dan tak berdaya
Tuhan
Berikanlah mereka kehidupan yang layak
Dan berikan aku rasa syukur atas semua nikmatmu
Supaya aku bisa mensyukuri nikmat yang engkau berikan
Dan ampuni semua salah dan dosa mereka
Amiend


Nantikan kisah selanjutnya di Faridwanjaswa.blogspot.com
Selalu dinanti kriitk dan saran, Terima kasih

Beberapa hari kemudian Anggara diajak temannya untuk buka puasa bersama kembali. Tapi ia tak tahu yang sebenarnya terjadi pada dirinya. Karena semenjak pertama ia berangkat untuk buka puasa bersama ia merasakan hal yang lain pada dirinya. Hal tersebut membuatia tak nyaman. Sepanjang perjalanannya ia selalu gelisah dan gelisah. Walaupun Ita berusaha untuk ngajak ngobrol namun ia pun hanya menjawab ia saja. Bahkan sering mengalihkan pembicaraan. Ditambah lagi suasana sore itu yang begitu ramai dan macet.

Ia banyak melewati lorong – lorong dan jalan – jalan kecil untuk menuju tempat yang mereka tuju. Bahkan yang biasanya dapat ditempuh dengan perjalanan selama 15 menit kini ia tempuh dengan waktu 60 menit.

Setelah tiba di dekat yang harus ia tuju, ia pun bingung dimana rumah itu.tak lama kemudian kelihatan teman – temannya lalu ia pun menhampiri. Setelah sampai disana, ia bersama teman – teman yang lainnya berfoto bersama dengan berbagai gaya atau fose. Mulai dari gaya yang super sampai feminim.

Ia hanya merasa senang waktu itu saja, semenjak waktu berbuka puasa tiba ia pun murung. Sehingga apapun yang dibicarakan teman – temannya ia tak perduli lagi. Dan tak cuman itu selera makanpun tak ada. Bahkan jika ia buka puasa di rumah atau d kost bisa lebih dari itu, kini ia tak sanggup lagi untuk memhabiskan porsi makanan itu. Bahkan lauknya ia berikan kepada temannya, ia hanya makan dengan sambal merah saja sedangkan sayurnya dibuang.

Teman – temannya asyik bercanda dan main petasan tapi ia asyik dengan handphone saja. Karena teman FC atau fans club banyak yang sms. Jika ia bisa senang – senang dengan teman – temannya mungkin perasaan itu bisa dihilangkan. Ia berusa buat gabung, tapi ia tetap tak bisa menghilangkan rasa kehilangan itu. Bahkan ia menduka ada pertanda apa dengan rasa ini.

Setelah ia bosan dengan sms yang memenuhi inbox messagenya ia pun keluar untuk bercanda, tapi tetap saja rasa hampa dan kehilangan masih tetap melekat dihantinya. Tak banyak teman – temannya mengajak untuk bercanda, kelihatannya tak berpengaruh.

Selang beberapa menit kemudian ia ikut bersama temannya untuk menjenguk adik dari temannya itu. Sepanjang perjalanan itu pun ia masih merasakan hal yang sama. Bahkan ia pun sangat pusing dengan perasaan yang makin membuatnya murung dan bersedih. Bahkan ia pun meneteskan air mata di sela jalanan yang begitu sepi , meskipun Ita berusaha ngajak bercanda.

Apa lagi saat ia tiba di rumah sakit umum di tempat tinggalnya. Kini ia hanya berada dibarisan belakang dari semua teman – temannya.setelah sampai ruangan yang dituju ia langsung menghampiri pasien itu dan berusaha untuk berbica namun perasaan itu masih tetap , apalagi saat ia melihat pasien yang sedang kesakitan.

Ternyata teman yang dijenguknya adalah teman satu FC atau fans club. Bahkan teman – temannya meminta untuk mengundang artis yang diidolakan itu. Namun sayang saat ini salah satu personelnya sedang berada di luar negri.

Jika harus mengundang sepertinya pun tak bisa juga. Setelah pulang dari menjenguk ia hanya menitipkan pesan semoga cepat sembuh. Dan setelah samapai di kost pun ia langsung terkoneksi dengan jejaring social untuk memberikan doa dan motivasi kesemua fans club untuk si pasien.

Dan ternyata banyak yang merespon, dan ia sangat bersyukur. Semoga ia cepat sembuh, itu lah harapan ia satu – satunya.

Karena terlalu lelah dengan perjalanan ini, ia tertidur sampai waktunya makan sahur. Ia terbangun gara – gara sepupunya menelpon. Dan yang lebih membuat ia tak semangat untuk makan sahur perasaan kecewa, sedih, galau dan gundah masih tetap menancap dihatinya. Dan ia berusaha untuk memutar lagu yang ada di daftar lagu hanphonenya.

Dan kini ia hanya terbaring dan tertidur.

Nantikan kisah selanjutnya di Faridwanjaswa.blogspot.com
Rabu, 10 Agustus 2011

Keesokkannya, ia membuka salah satu jejaringan social pribadinya menjelang waktunya berbuka puasa. Diberitakan sebuah majalah yang menceritakan SM*SH dan mendapatkan map plastik yang bergambarkan SM*SH. Tak lama kemudian azan maghrib pun terdengar dan saatnya berbuka puasa. Beberapa menit kemudian azan isya’ pun berkumandang dan kini ia menjalankan sholat isya’ dan tarawih di masjid dekat kostnya.

Tak sampai satu jam sholat tarawih pun selesai , dan ia buru – buru pergi ke toko majalah langganannya. Lalu dielinya majalah dan pulang sehingga ia tak begitu lama sampai di kost juga. Sampai di kost ia tak sabar untuk membuka apa isi majalah itu.

Tak peduli malah ia pun semangat membaca majalah itu, yang berbagai cerita ada didalamnya , karena ia terlalu capek membaca majalah barunya dan ia pun tidur.

Tiba – tiba ada personel SM*SH datang ke rumahnya dan bercanda ria. Sampai – sampai mereka duduk berdelapan. Tiba – tiba Bisma teridur saat keasyikan ngobrol dan yang lain pun sama. Setelah bangun tidur makan bersama ,itu pun tak kalah serunya sebelum tidur yaitu bercanda lagi.

Setelah makan, Bisma berpesan “ tetap semangat yach, good luck “. Eeeeeh tiba – tiba alrmnya berbunyi tanda saat makan sahur. Ia pun berkata , mimpi lagi ?

Begitu pula keempat teman kostnya mereka makan sahur sambil sahut – sahutan dengan canda. Karena ibu kost sedang tidak ada di rumah mereka pun asyik, soalnya kalau ada ibu kost mereka tak bisa sehappy ini.

Sambil mendengarkan musik – musik favorite kesayangan menambah semangat makan sahur pagi itu.

Nantikan kisah selanjutnya di faridwanjaswa.blogspot.com

Keesokkan harinya , Anggara diajak kedua temannya Andi dan Ita untuk Bubar atau buka puasa bareng. Namun ia tak mau , bahkan ia sedang tidur pun Ita tetap memaksanya. Dengan cara menelpon ke nomor handphone Anggara. Anggara tanpa sengaja mengakat telepon dari Ita dengan kondisi mata terpejam karena ia sangat ngantuk.

Ita baerkata, ayo kita buka puasa bersama kan Cuma satu kali dalam setahun sebagai wujud tali persaudaraan kita.

Anggara menjawab, mau buka puasa di mana ?

Ita menjawab, di mana saja yang nanti kita bisa kunjungi ?

Tapi kan , jawab Anggara.

Tidak usah tapi – tapi , nanti sore pukul 5 kamu datang kerumah aku, jawab Ita kembali.

Karena hampir jam 5 sore ia pun bergegas mandi dan siap – siap untuk ke rumah Ita. Berbagai gaya rambut yang ia persiapkan. Ia fikir – fikir buat apa fikirin gaya rambut yang menarik kan pakai helm juga nanti bakal berantakan. Lalu ia hanya menyisir rambut dengan mengarah kedepan dan ia berangkat menggunakan sepedah motor maticnya.

Setiba di rumah Ita , ternyata Ita dan Andi telah bersiap – siap untuk berangkat. Namun berkata, nanti sja jam 5.30 kita berangkat ?

Tapi Ita menjawab, kalau macet bagaimana ?

Tiba Anggara mengirim pesan singkat atau SMS kepada temannya yang lain. Temannya itu adalh Ning, Ning pun membalas SMS anggara sangat lama sehingga terpaksa meninggalkan dan Ning tak jadi ikut puasa bersama.

Kini keringan diwajah Anggara semakin tak terhingga. Senyuman semakin manis menghiasi sore itu. Mereka bertiga begitu asyik dan penuh canda tawa. Bahkan mereka sampai tiga kali ketempat makanan yang ia suaka. Yang pertama ia kunjungi ternyata sudah penuh, bahkan pelayan berkata apa tadi kalian sudah pesan meja karena semua meja sudah dipesan tadi siang.

Akhirnya mereka pergi ketempat yang lain, kali ini yang dipilih American food namun sayangnya tempatnya sudah penuh dan antirian sudah sangat panjang, sedangkan waktu untuk berbuka puasa tinggal menghitung menit.

Mereka memutuskan untuk pindah ketempat lainnya , namun masih American food yang tempat tak begitu ramai. Mereka memesan makanan dan minuman lalu mengambil tempat duduk yang disudut begitu sangat mengahrukan suasana buka puasa hari itu.

Tak lama kemudian waktu berbuka puasa tiba, mereka memesan orange jus serta rice and chicken crispy. Saat meraka asyik makan tiba – tiba ada dari kelompok lain kehabisan minum, dan membeli orange jus tanpa gelas beda dengan pengunjung lainnya. Orang tersebut menggunakan plastic putih yang bisa buat kalau untuk ukuran gula pasir atau tepung cukup 2kg. tiba – tiba Anggara tertawa dan Ita berkata, kenapa ?

Anggara menjawab, coba lihat di belakangmu. Ita dan Andi pun ikut ketawaserta semua pengunjung ikut tertawa. Apalagi teman satu anggotanya. Walaupun makan American food itu sangat sedkit dan mahal bila dibandingkan porsi Indonesian food, tapi sangat kenyang yang mereka rasakan.
Bahkan Anggara tetap tersenyum jika mengingat kejadian di restoran itu. Setelah selesai makan meraka pulang kerumah masing – masing.

Nantikan kisah selanjutnya di faridwanjaswa.blogspot.com
Senin, 08 Agustus 2011

Suatu hari saat aku hendak pergi sekolah , aku bertemu seseorang yang begitu ramah dan penuh semangat. Dia seorang pembersih lingkungan kota atau yang biasa disebut tata kota. Meskipun tiap hari ia harus membersihkan jalan raya yang penuh sampah. Tak ada satu pun warga Negara ini yang peduli dengan nasibnya. Ia harus bertemu debu setiap detik dan harus menahan terik sinar mataahari.

Hari – harinya ia hanya membersihakan sampah sepanjang jalan raya. Walaupaun ia sangat berjasa bagi kebersihan Negara ini dan ia tak mengharapkan belas kasihan dari para pengemudi jalan. Ia rela berpanas – panasan untuk menjaga kebersihan kota dan jalan, walaupun gaji mereka sangat kecil.

Para pembersih lingkungan perkotaan yang didominasi oleh para ibu – ibu. Dengan bermodalkan tenaga, sapu tangan, air minum dan sapu kini kota semakin bersih. Jika ia tak membersihakan lingkungan satu hari maka dapat kita lihat samaph yang menumpuk sepanjang jalan dan berantakan.

Bahkan ia harus berani melawan keramaian dan jaga gengsi. Namun apa yang dilakukan para orang – orang yang berkuasa dan mampu, tak dipedulikan lebih dari itu sering para pengemudi membuang sampah hingga mengenai tubuhnya.

Jika ia harus marah, tapi siapa yang akan ia marah. Apabila kita sebagai pengemudi bisa mengatakan bagaimana keadaan jalan kok kotor, dimana para pembersih jalan ini ?
Saat aku ngobrol dengan seorang ibu – ibu pembersih jalan kota, aku melihat mereka kerja dengan ikhlas dan penuh semangat meskipun ia harus melawan asap dan debu yang dapat merusak paru – paru dan system pernafasan yang lainnya.

Ibu sudah berapa lama jadi pembersih jalan, tanyaku.

Dia menjawab, sudah ? ia menjawab dengan singkat.

Lalu aku bertanya kembali, berapa gaji ibu dalam sebulan ?

Gaji saya cukup buat makan saj, jawabnya.

Apa pernah ada pengemudi yang melempar ibu dengan sampah, tanyaku lagi.

Sering, tak tau disengaja atau tidak, jawabnya.

Ibu tetap semangat ya, mudah – mudahan kelak Tuhan memberikan rezeki dan kesabaran lebih. Hanya itu yang bisa saya berikan kepada ibu, karena saya juga sama seperti ibu, nasehat yang dapat aku berikan.

Ia nak, terima kasih. Saya tak perlu uang banyak tapi saya mau ada orang yang selalu menghargai apa yang saya kerjakan, jawabnya.

Memeang bu, tak gampang mereka menerima keadaan kita padahal tanpa kita Negara ini sepi. Tetap semangat bu’ saya mau pulang dulu ya, nasehatku kembali.

Lalu aku pergi meninggalkan ibu itu seorang diri ditepi jalan. Ia sedang duduk di bawah pohon yang sangat besar dan rindang. Meskipun suasana pagi ini tak begitu panas, ia merasa sangat lelah. Dan juga umurnya yang tak muda lagi. Tiba – tiba ia tertidur dengan nyenyak dibawah pohon itu. Namun ada seorang yang menghampirinya lalu memasukkan uang kedalam kantongnya. Dan akhirnya orang itu pergi meninggalkan ibu itu. Sedangkan aku hanya dapat melihat dari kejauhan.

Setelah kira – kira satu jam ia tertidur lalu ia bangun, dan memasukkan tangannya kedalam kantong bajunya ternyata ada uang yang begitu banyak. Lalu berkata, terima kasih Tuhan. Dan ia pun pulang dengan hati yang senang. Meskipun ia sebagai seorang pembersih jalan dikota, namun jika tanpa jasanya jalan akan kotor dan tidak nyaman. Ia juga pahlawan bagi kerbersihan kita semua


Kini Anggara mengingat masa lalunya yaitu saat ia jatuh cinta yang pertama kali.
Jika diingat pertama kali aku bertemu dia sepuluh tahun yang lalu aku telah jatuh cinta padanya. Meskipun kami telah menjalankan cinta monyet selama satu bulan. Tak cukup hasrat cinta ini rasanya. Bahkan sekarang aku berharap dia kembali padaku lagi.

Senyumannya yang manis dan menawan sangat sulit untuk dilupakan. Bahkan selalu membayangi saat – saat kuhendak tidur. Apakah ini yang dinamakan cinta pertama ? karena ia adalah cinta monyetku dan cinta pertama buatku.

Cinta sungguh luar biasa
Karena ia tak dapat diduga dan diraba
Tapi cinta hanya bisa dirasa
Cinta itu kenapa harus datang dan pergi
Bagaikan layangan yang terbang ditiup angin

Kini harapan demi harapan untuk mengingat masa cinta monyet telah jauh dari pelupuk mata. Tapi kan masih banyak cinta yang lain untuk dikejar. Jika harus jujur saat aku dekat dengannya aku begitu bahagia dan berbunga – bunga. Namun saat jauh darinya hati ini rindu akan kedatangnya. Saat ia bersama laki – laki lain kini Anggara harus pasang wajah cemburu.

Tapi lama – kelamaan ia mualai sadar bahwa cinta pertamanya telah bahgia dengan pilihan hatinya. Dan mereka telah melangsungkan pernikahan sebulan yang lalu. Ia berharap kelak ada yang mengisi hatinya yang kosong dan hampa akan cinta.

Minggu, 07 Agustus 2011
Saat malam tiba ia akan menyaksikan sebuah tayangan yang menayangkan sebuah kenyataan hidup namun sayang kuat arusnya tak sanggup. Sedangkan lampu aja redup tak terang apa lagi teelevisi. Sehingga ia pun bosan dengan suasana rumah yang sangat sepi. Tak lama kemudian terdengar suara azan isya’ dan ia bergegas untuk pergi ke masjid. Ketika selesai sholat isya’ langsung dilanjutkan dengan sholat tarawih. Tapi satelah ditengah perjalan menuju selesai tiba – tiba kaki kanannya keram dan sakit, ia pun tak sanggup menahan sakit itu. Bahkan tak ia tak dapat konsentrasi untuk menjalankan ibadah itu.

Yang ia rasakan kini semakin bertambah sakit dan suasana begitu ramai dengan canda tawa anak - anak yang menambah ruwet. Mana kepalanya terasa pusing sehingga wajahnya sangat pucat. Setelah selesai sholat dan doa dilanjutkan makan – makan bersama jama’ah yang lainnya. Ia pun tak mampu bertahan lama, lalu ia pulang kerumah sepupunya yang berada di sebelah utara masjid.

Saat ditanya kenapa, ia hanya menjawab tidak kox lalu ia tidur didepan televisi dan menyalakannya sambil menyari acara yang asyik buat ditonton ia memegang kepalanya. Saat ia asyikmenyaksikan acara televisi tiba – tiba adiknya datang mengajak pulang.

Adiknya, ka kayo pulang ?

Anggara, ayo kita pulang habis kamu sich lama banget mainnya ?

Adiknya, cuman sebentar kox ?

Sebentar Cuma satu jam gitu, jawab Anggara.

Iy gitu deah, jawab adaiknya seraya tertawa.

Akhirnya mereka berdua pulang dengan mengendarai sepedah motor bebek berwarna kuning.

Sesampainya dirumah ia pun menyalakan televisi kembali dan menyaksikan acara musik dan disana ada disiarkan acara agama. Dimana mereka membahas tentang bersyukur . ia mengambil hikmah dari acara televisi itu cinta itu menhargai dan cinta tak hanya kepada lawan jenis saja namun kepada sesame manusia dan mahluk-nya. Dan membenarkan tentang kalimat yang selama ini sering salah disebutkan , “ jangan pernah mengatakan kepada anak kecil bahwa Tuhan itu marah kepada umat-Nya tapi katakana Tuhan itu selalu sayang kepada umat-Nya maka dari itu Tuhan selalu memberikan ujian dan cobaan yang terus menerus.

Dan kini ia menyadari semua yang ia dapatkan berasal dari TUhan suatu saat pasti bakal diambilnya. Dan ia berhak untuk memberikan ujian dan cobaan yang bertubi – tubi , tapi ia hanya manusia biasa yang kadang bersyukur , bertakwa, ikhlas dan sombong.

Nantikan kisah selanjutnya di Faridwanjaswa.blogspot.com

Saat ia menyaksikan program televisii , kebetulan menayangkan kehidupan orang – orang di balik gedung – gedung pencakar langit. Mulai dari gelandangan , pemulung, pekerja serabutan, pengemis , pengamen, fakir miskin dan lain - lainnya.

Disana menceritakan kehidupan sisi lain yang begitu mewah dan megah, namun mereka tetap semangat dan dapat tersenyum dengan sumpringah untuk menghadapi kekejaman dunia.

Yang pertama kalinya ia melihat seorang ibu – ibu sebagai tulang punggung keluarga. Dimana ia harus menanggung beban keluarga , sang nenek kena struk, anak sekolah, dan suami telah meninggal dunia dan anaknya benyak. Bahkan pendapatannya tak menentu, namun Ia tetap semangat dan senyum kepada semua penumpangnya.saat diwawancarai team reporter bagaimana apakah penghasilan ibu cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari ?

Ia menjawab, sebenarnya masih kurang mbak,,,,,,tapi saya harus kelihatan tegar dihadapan anak – anak supaya mereka tetap semangat .

Apakah ibu pernah mengeluh dengan semua ini, Tanya reporter itu ?

Saya tidak pernah mengeluh, walaupun banyak tetangga cerita tentang kehidupan mereka kepada saya, jawab ibu itu.

Terus ibu cerita dengan siapa setiap ada masalah, Tanya reporter ?

Saya curhat sama Tuhan melalui lantunan doa, jawabnya?

Anggara sangat terharu terhadap siaran yang ditayangkan di stasiun swasta Indonesia yang masih perduli dengan kaum miskin yang berada dibalik gedung – gedung mewah. Apa lagi ia nonton sendirian dengan suasana yang begitu sepi karena kedua orang tuanya sedang pergi dan adiknya sedang main bersama teman – temannya.

Saat keesokannya ia melihat di stasiun yang sama dan program serta jam yang sama disana menceritakan kehidupan yang sama yaitu seorang nenek harus menghidupi dua orang cucunya. Dia hanya seorang buruh cuci namun kedua cucunya bisa sekolah. Saat bangun tidur ia membangunkan cucunya untuk mengambil pakaian di rumah para warga yang sudah disiapkan didepan rumah.

Saat ditanya team reporter , dimanakah kedua orang tuanya ?

Nenek itu menjawab, ibunya meninggal sudah satu tahun yang lalu, sedangkan ayahnya pergi ? jadi tinggal;ah saya yang mengurus cucu saya karena kami hanya bertiga saja di kota ini.

Apakah dari kerja ini nenek merasa cukup untuk menhidupi kedua cucu nenek , Tanya reporter kembali ?

Sebenarnya tidak cukup namun kami berusaha bersyukur dan Tuhan memberikan rezeki, jawab nenek.

Untuk yang kedua kalinya ia terharu terhadapap tayangan televisi , ia berharap tak ada warga yang seperti itu disekitarnya. Bahkan tak cukup dengan haru saja namun kini matanya berkaca – kaca. Dan dia mengambil hikmah dari tayangan tersebut bahwa masih banyak orang yang tak seberuntung dia. Yang masih bisa makan dengan kenyang dan mampu menikmati keindahan dunia yang begitu indah. Dan ia kini lebih bisa bersyukur dengan semua ini. Bahkan ia bercita – cita suatu saat ingin membuat lapangan pekerjaan kepada orang yang tidak seberuntung dia. Tapi apa dia mampu sedangkan ideks prestasi selama kuliah sangat rendah ? bahkan setiap saat ia selalu bertanya – Tanya apa benar mimpi saya ini.

Nantikan kisah selanjutnya di faridwanjaswa.blogspot.com

Kamis, 04 Agustus 2011
Kini ia mandi dan sholat dan akhirnya ia bisa lebih lega. Semua yang berada kost telah merasa tenang. Karena waktu telah sore dan hampir malam, para penghuni kost pada pergi kecuali Anggara. Saat ini ia mulai tenang, namun kembali mendapat sms tentang hasil nilai semester kemarin sehingga kini mulai gelisah. Hilir mudik tak tau apa yang harus ia kerjakan lagi.

Meskipun ia tak memberikan bagaimana hasil semester kemarin, namu firasat dan perasaan mengatakan sangat menyedihkan. Bahkan ia tak mau tuk mengambil hasil nilai itu meskipun diteman dekatnya . ia sangat kecewa dan terpukul dengan semua kejadian ini. Berharap mampu berdiri dengan kokoh, namun kini harus rubuh dan tak sanggup menatap dunia.

Walaupun itu hanya dugaan, dan masih ragu kebenaranya. Tapi ia tak sanggup dengan semua itu, jika nilainya benar – benar hancur apa yang bisa ia perbuat ? tapi jika nilainya baik kelihatannya tak mungkin.

Tak hanya itu kini pinggangnya terasa sakit dan nyeri, membuat ia semakin tak sanggup berdiri dan melihat matahari. Ia takut jika ia kena radang ginjal, ia tak mau dengan penyaki itu. Karena sang ayahnya kena radang ginjal dan sangat menyedihkan jika ia melihat ayahnya. Tak hanya itu berbagai penyakit pun sangat mudah menghampirinya. Rasanya tak sanggup jika harus melihtanya.

Kini ia hanya termenung menulis sebuah puisi yang begitu menyedihkan jika kita membacanya.

Tuhan,
Hari – hariku telah berlalu
Yang lalu tak dapat diputar kembali
Tapi yang akan datang begitu menakutkan
Bolehkah, aku bertanya ?
Sesungguhnya apa arti dari semua ini
Mengapa harus begitu cepat
Akankah ajal menjemputku
Jika emang ia,
aku mohon berikan izin untuk menyapa saudaraku
Jika tidak berikan aku kekuatan
Bukan maksud aku tak bersyukur atas nikmatmu
Tapi aku hanya lah hamba yang tak berdaya
Dan tak berkuasa atas segalanya
Karena yang berkuasa atas segalanya adalah ENGKAU

Kini ia harus pergi meninggalkan kesunyian kost yang membuat ia semakin takut.

Tunggu kisah selanjutnya di faridwanjaswa.blogspot.com
Kini Anggara sedang galau, tak tau apa penyebabnya. Semua rasa pun ada dalam dadanya bagaikan es campur yang dicampur dan diaduk hingga tak dapat dikatakan lagi.

Yang membuat ia senang karena ia berhasil mengunduh atau download beberapa lag kesayangannya yang dicarinya. Dijalan ia menuju kost ia menjajal semua lagu yang diunduhnya. Tapi entah kenapa rasa senang itu bisa hilang dalam waktu sekejab. Kini ia harus bersedih dan kecewa karena temanya yang dating tak kunjung jua datang.

Ia pun berusaha untuk sabar dan berusaha menghibur diri supaya tidak larut dalam kesedihan. Namun semua itu percuma dengan sia, ketika temannya yang lain member tau dia untuk mengambil hasil nilai semester lalu. Ia yakin pasti nilainya hancur tidak seseuai harapan yang selama ini diingkinkan. Padahal ia telah berusaha sekuat dan selihai mungkin, tapi takdir berkata lain.

Tak jarang dalam beberapa menit ia tersenyum lalu meneteskan air mata. Sehingga ia terlihat seakan –akan orang linglung. Kini ia jarang keluar kamar akibat semua ini, dan ia keluar saat penting saja. Bahkan berbica kepada orang lain segan, walaupun ia berusaha tersenyum kepada setiap orang yang ditemuinya. Tapi apalah daya hati tak dapat berbohong.

Teman kostnya pun hanya bisa diam akibat semua ini, tak ada satu pun teman yang mau menegurnya yang dapat mereka lakukan hanya senyum manis.

Ibu kostnya pun tak banyak bicara padanya, yang biasanya selalu ramah bahkan cerewet kini hanya diam saat menatap wajahnya.

Tak tau kenapa akhir – akhir ini ia sering begini, biasanya selalu ramah, Tanya ibu kost kepada temannya.

Tak tau bu, mungkin lagi ada masalah yang menimpa dia, jawab mereka serentak.

Ya udah lach biarkan saja, nanti ia pasti bisa tersenyum lagi, jawab ibu kost.

Saat ini tak ada yang berani memarahi dan menegurnya namun hanya senyum yang bisa dilemparkan padanya. Apalagi suasana saat itu begitu panas sedangkan ibu kostnya lagi flu. Memang hari itu ia sedang tidak kuliah karena tak ada jadwal.

Suasana kost yang dulu ramai kini berubah drastis menjadi sunyi dan sepi serta menegangkan. Meskipun ia berharap supaya dapat tegar dan berusaha tegar namun hati tak bisa berbohong. Mungkin kah dikarenakan usia yang masih labil sehingga membuatnya bingung. Fakta tak dapat menjawab dengan akurat.
Rabu, 03 Agustus 2011
Setelah ia bangun tidur siang, kini ia bersama Hendra, Indra dan Lundra asik bercanda tawa. Bahkan sesuatu yang serius bisa menjadi bahan bercanda, apalagi yang benar – benar lucu sehingga suasana begitu ramai dan asik. Walaupun mereka hanya berempat saja. Mulai dari mereka curhat tentang kegiatan tadi pagi.

Dimulai dari Anggara yang duduk dipintu. Tiba – tiba Indra berkata, jangan duduk dipintu nggak baik masuk saja kedalam.

Terus Hendra menjawab, emangnya kenapa , lagian dia cumin duduk bukan makan langsung duduk didepan pintu.

Tiba – tiba Lundra menjawab, emang kenapa, itu kan Cuma mitos khayalan belaka.

Meskipun itu cuman mitos, tapi kan bisa diambil sisi positifnya, gimana kalau ada orang ingin masuk kedalam jika ada yang duduk di pintu. Memang dalam khayalan para orang dahulu, orang makan dan ibu – ibu hamil , sedangkan kamu duduk dipintu ada yang masuk saja susah apa lagi ibu – ibu hamil atau sedang makan. Jawab Anggara.

Haaah benar tuch, jawab Lundra.

Lagi asyik bercanda tiba – tiba hujan deras dan lampu pun mati jadi gelap dan dingin yang terasa sore itu. Dingin – dingin enaknya ngapain yach, Tanya Hendra.

Apa yang terfikir sekarang itu lach yang enak dilakukan, jawab Lundra,

Indra menjawab, enaknya tidur , aku tidur duluan yach ?

Anggara berkata, tidak boleh tidur sore – sore.

Kenapa , Tanya Indra.

Ia kenapa, Tanya Hendra.

Karena kalau tidur sore – sore kost jadi sepi, jawab Lundra.

Mau ramai, bakar saja kost ini, nanti kita minta sumbangan sama pemda n masyarakat disini, jawab Hendra.

Ngekhayal saja kerjaan kalian, aku mau cari makanan, jawab Anggara.

Anggara pun pergi meninggal mereka bertiga, mereka akhirnya tidur. Setiba ia di kost azan maghrib pun berkumandang, tapi mereka bertiga belom juga bangun. Kini ia makan dan sangat menikmati makan kali ini. Sebagai rasa syukur, tak ada satupun yang terbungan makanan itu. Ia pun berkata betapa nikmatnya hidup ini jika bersyukur. Buktinya makan sedikit sudah terasa kenyang. Ia pun menlanjutkan apa yang harus dilakukan.
Saat tidur ia bermimpi SM*SH datang menghampirinya. Bahkan ia mendapat surprice atau kejutan dari personel SM*SH dan para wartawan. Dalam mimpi itu Rafael, Rangga, Morgan, Bisma, Dicky, Reza dan Ilham serta ada beberapa wartawan yang masuk kekamarnya.

Mereka masuk langsung mengelilinginya, lalu di percikkan air kemukanya. Tak lama kemudian ia terbangun sekali matanya terbuka ia berkata, kox kalian disini lach ini apa – apaan ada kamera “.

Bisma menjawab, surprice bangun – bangun lagi. Sambil mengajak perosel lainnya untuk membangunkan. Namun ia berusaha menarik selimut untuk menutupi mukanya.

Dicky berkata, epzzzzz nggak boleh ditarik lagi lets go tarik ?

Semua personel SM*SH menarik selimutnya, mau tak mau akhirnya bangun juga. Dengan rasa malu terbangun juga, bahkan semua yang ada disana tertawa. Iapun lari kekamar mandi, dan berkata, kox bisa tahu sich ?

Lalu Morgan berkata, mau tau aja kamu (sambil tertawa )

Cepat nggak keluar atau kita kunci dari sini, jawab ILham.

Iya iyapuas , jawab Anggara.

Anggara pun keluar dari kamar mandi dengan nada malu, sedangkan wartawan sibuk meliput dan personel SM*SH sibuk dengan keusilan. Sebernya kalian mau ngapain sich kesini, jangan – jangan kalian mau ngerjain aku ya kan, Tanya Anggara.

Sebernanya kami mau, happy birthday , ucapan dari semua personel SM*SH dan wartawan.

Ya ampun aku aja lupa , emang sekarang tanggal berapa, Tanya Anggara.

Sekarang tanggal 6 masa tanggal 11, jawab Rafael.

Oh yach, aku lupa maklum, jawab Anggara.

Tak lama kemudian ia pun dicoret – coret dengan personel SM*SH. Sehingga wajahnya penuh dengan coklat. Ta hanya muka namun sampai rambutnya juga, tak dapat lagi dibayangkan betapa hancur bentuknya sekarang. Tiba - tiba ia dijailin lagi dengan cara disiram pakai tepung. Ia berkata, emangnya aku ini alat untuk membuat makanan pakai acara disiram tepung sekalian aja dipanggang, ni lagi cameramen senang banget yach.Lalu ia diangkat kekamar mandi dan direndam hingga kedinganan.

Selanjutnya ia pun mandi, dan setelah bersih mereka foto – foto bersama. Tiba – tiba manajer SM*SH bilang kita harus jumpa fans. Personel SM*SH pulang dan meninggalkan kado yang sangat istimewa buat Anggara.

Setelah bangun dikirain beneran, ehh tenyata hanya sebuah mimpi.

Nantikan kisah selanjutnya di Faridwanjaswa.blogspot.com
Selasa, 02 Agustus 2011
Saat ia pulang dari kuliah, ia melihat sebuah mobil truck terguling. Truck itu membawa hasil perkebunan karet. Tak tau bagaimana kejadiannya dan ia pun tak mau tau. Karena ia ingat saat kejadian sebulan yang lalu terjatuh, serta beberapa hari yang lalu ketika hendak diserempet mobil.

Begitu pula dengan kejadian saat ia baru bangun tidur, tiba – tiba ibu kostnya meminta nomor handphone karena handphonenya hilang. Dan ia pun sangat terkejut.

Saat Hendra pulang kerja ia pun tak segan atau malu bertanya ?

Tanya Anggara, kenapa masa lalu selalu terbayang.

Jawab Hendra, karena masa lalu itu adalah pelajaran untuk masa mendatang.

Tapi gara – gara masa lalu, aku sering sedih dan sangat sedih, Tanya Anggara kembali.

Emang masa lalu apa sich yang membuat kamu begini, Tanya Hendra.

Tadi ada truk terguling dan tadi pagi ibu bilang kalau handphonenya hilang, jawab Anggara.

Karena masa lalu itu adalah bayangan kehidupan masa mendatang, jadi ambil sisi positif dari masa lalu jangan sampai terpuruk gara – gara masa lalu, jawab Hendra.

Tapi tak mudah untuk melupakannya, dan bila mengingatnya maka tak jarang air mataku menetes, jawab Anggara.

Masa lalu emang menjadi bayangan semu dan tak jarang menghantui masa depan, jawab Hendra.

Hendra berpesan kepada Anggara, bahwa hidup ini tak semudah yang dihayalkan atau difikirkan, namun hidup ini begitu kejam dan sangat menyakitka. Hidup ini harus dijalani, bukan untuk difikirkan semata. Yang namanya manusia hidup itu akan selalu ada yang namanya cobaan dan ujian. Dan kamu harus tegar untuk semua rintangan yang menghalang. Tiada satu umat manusia yang hidup dimuka bumi iniyang tanpa ujian dan cobaan. Tidur aja cobaan, walaupun kebanyakan itu adalah kebahagian. Coba kamu bayangkan jika waktunya harus kuliah, namun mata ini sulit untuk dibuka apa itu rezeki itukan sebuah cobaan. Meskipun kecil namun sangat berarti bagi kehidupanmu kelak. Dengan cobaan maka fikiranmu bisa menjadi lebih dewasa dan bisa juga semakin menjadi anak – anak tergantung kamu yang menentukan dengan cara menyelesaikan masalah. Masalah itu bukan untuk ditinggal lari namun harus diselesaikan dengan kepala dingin.

Yaudah sekarang kamu mandi terus beribadah kepada Tuhan, supaya fikiranmu tenang, saran Hendra.

Kini Anggara langsung mandi dan beribadah lalu kini ia tertidur pulas. Sedangkan hendra hanya tersenym manis. Ia berharap kelak ia menjadi orang yang lebih sabar dalam menghadapi semua permasalahan dunia yang semakin kejam.

Nantikan kisah selanjutnya di Faridwanjaswa.blogspot.com
Kini tak hanya Anggara yang merasa bahagia namun semua teman – teman kost Ita pun ikut bahagia karena rambutan yang selama ini banyak ditunggu. Bahkan teman – teman Ita kini saling berbagi cerita tentang aktivitas sehari an.

Tak hanya itu, teman Anggara yang satunya pun lagi jatuh cinta. Bahkan ia sedang rindu karena ditinggal sang pujaan hati. Tak lain dan tak bukan si Ning, karena yang kekasih sedang libur di kampong halaman. Kini mereka hanya bisa berkomunikasi dengan handphone saja. Tapi dengan itu dapat mengobati rasa rindu yang terpendam.

Tiba – tiba handphone Anggara rusak, ia berharap dapat membeli handphone yang super instan. Dari semenjak Sekolah menengah atas ia sangat mengidam – idamkan handphone ini. Bahkan ia pun mencari aplikasi untuk akun jejaring social seolah – olah ia menggunakan handphone itu. Tak banyak teman – temannya tertipu, bahkan memberikan nomor pinnya.

Kini ia hanya bisa berhayal karena uang tabungannya untuk membeli handphone telah habis untuk memenuhi kebutuhannya sehari – hari. Uang saku yang diberikan orang tuanya pun kadang kurang. Apalagi saat ia melihat sang idola menggunakan ipad yang begitu asik, kini ia pun terpikat untuk membeli ipad. Sebulan yang lalu ia sempat bertanya kepada penjual berapa harga ipad tersebut.

Headsheet yang barusan ia belipun rusak karena handphone jatuh. Terputus pas di penghubung antara handphone dan headsheet. Kini ia tak dapat mendengarkan music dengan dengan headsheet lagi.

Sedangkan disisi lain saat ia menjalankan ibadah sholat di masjid tak herannya ia terusik dengan keusilan anak – anak disana. Tapi jika dibandingkan waktu ia semasa anak – anak ia sering menjahilin teman – temannya mulai dari menukar sandal, sampai mengganggu kosentrasi, banyak juga menarik celana atau sarung temannya. Saat ini ia hanya tersenyum melihat anak – anak rebut. Dan banyak anak – anak membawa buku untuk mencatat siraman rohani yang diberikan. Sewaktu ia sekolah dasar, menengah pertama dan atas pun masih membawa itu buku.

Saat ia mendengarkan siraman rohani yang diberikan, ia hanya dapat menyimpulkan betapa pentingnya dalam hidup ini bersyukur, karena dengan bersyukur rezeki akan bertambah dan hidup lebih terasa nyaman.

Sesaat ia tiba di rumah ia langsung mengambil handphone yang rusak itu lalu dinonaktifkan kemudian diaktifkan kembali. Ternyata masih bisa digunakan untuk berkomunikasi kembali. Kini ia dapat tersenyum kembali karena dapat berkomunikasi dengan teman – temannya yang jauh dari kehidupannya.


Nantikan kisah selanjutnya di faridwanjaswa.blogspot.com
Saat Anggara hendak tidur tiba – tiba ketiga temen kostnya bercerita tentang antrian SPBU yang panjang. Tak cukup dengan dua garis disetiap SPBU, untuk mendapatkan bahan bakar minyak. Karena jumlah kendaraan yang semakin banyak dan bahan bakar yang tersedia semakin sedikit. Sedangkan pedang kaki lima menjual perliter hingga Rp 10.000 bahkan lebih.

Bahan bakar semakin sedikit, namun stock kendaraan yang membutuhkan semakin banyak. Lalu apa yang harus kita lakukan, Tanya Indra kepada temannya.

Lundra menjawab, tidak ada yang dapat kita lakukan lagi ?

Hendra pun menjawab, mestinya harus mencari bahan bakar yang tidak bersumber dari minyak bumi.

Indra menjawab, aku rasa tak cukup dengan itu saja , yang menjadi persoalannya kendaraan yang masuk di Negara ini sudah sangat banyak.

Hendra menjawab, sepertinya Negara ini harus mengurangi jumlah kendaraan yang masuk dan meningkatkan kwalitas kendaraan umum.

Tapikan kendaraan umum di Negara ini berantakan dan membuat penumpang tak nyaman, Tanya Indra.

Ia benar juga apa yang katakana, jawab Lundra.

Hendra menjawab, semua itu bisa saja dilakukan jika memang warga Negara ini mau berusaha.

Karena mereka terlalu asik memperbincangkan permasalahan kendaraan dan bahan bakar yang semakin rumit. Tak sadar mereka tertidur lelap hingga pagi menjelang. Semua itu mereka lakukan karena bahan bakar ini telah sulit dicari, jika pun ada sangat mahal harganya.

Keesokkan harinya Anggara mendapat telepon dari temennya Ita, untuk menemani kerumah kekasih pujahan hatinya. Saat mereka diperjalanan tiba – tiba panas begitu sangat mereka rasakan. Dan tiba – tiba ban motor Anggara kempes di pertengahan jalan. Terpaksa mereka berdua mendorong motor hingga menuju bengkel terdekat. Ternyata setelah dibongkar, ban dalamnya robek terpaksa ganti ban baru.

Lalu mereka melanjutkan perjalanan hingga sampai di rumah sang kekasih Ita. Karena Anggaraterlalu asik bercerita dan bercanda kepada keluarga kekasih Ita. Si Ita pun seakan tak mau kalah dengan kekasihnya bercanda ria.

Tiba – tiba Anggara meminta pulang karena takut terlalu maalam. Namun sang kekasih Ita berkata tunggu saja nanti diantar. Ternyata pas mau pulang motor Anggara lampu motornya tak mau hidup.

Kini mereka bertiga bergegas pergi sambil membawa rambutan. Tak lama kemudian sampai lah di rumah masing – masih. Kekasih Ita terpaksa pulang terlalu malam.

Tunggu kisah selanjutnya part 11 di >< faridwanjaswa.blogspot.com
Senin, 01 Agustus 2011
Saat malam tiba, ia menonton sebuah acara perbankkan disalah satu stasiun televise Indonesia. Disana ada sebuah cara supaya bisa berkomunikasi langsung personel SM*SH. Dengan cara menelpon nomor telepon yang diberikan. Anggara pun mencoba untuk menelpon, namun ia tak tahu ternyata harus daftar dulu. Jadi ia hanya menelpon saat segment telepon dibuka oleh presenter atau pemandu acara tersebut. Ia tak berhasil untuk menelpon nomor telepon yang ditampilkan, padahal ia ingin memperkenalkan kepada temen –teman SM*SHBLAST bahwa ada juga SM*SHBLAST cowok atau pria.

Keesokannya Anggara harus pulang ke kost, karena ia besok harus ujian mid atau pertengahan semester. Adiknya berkata, kakak kapan pulang kalau tidak ada kakak sepi dan tidak ada yang merapikan rumah lagi seraya menangis.

Anggara pun menjawab, kakak tidak lama kox besok Jum’at kakak pulang kox.

Dengan perasaan sedih, ia tetap meninggalkan adiknya di rumah sendirian. Karena kedua orang tuanya sibuk dengan pekerjaan. Saat ia melewati SPBU untuk membeli bahan bakar ternyta habis. Lalu ia membeli di toko kaki lima. Karena takut jika dipertengahan jalan harus kehabisan bahan bakar.

Setelah 30 m3nit dalam perjalanan tiba – tiba ban motor belakang kemps, dan ternyata itu bacor. Akhirnya diperbaiki, setelah 30 menit kemudian kempes lagi. Ia pun memberikan pesan singkat lewat handphone kepada orang tuanya bahwa motornya kempes diperjalanan. Dan orang tuanya menyarankan untuk mengganti ban bagian dalam.

Sambil menunggu ban motornya selesai diperbaiki, ternyata ada seseorang kecelakaan gara – gara ditabrak. Walaupun kondisi mereka tidak begitu parah, namun ia sangat tidak tega melihat yang jatuh tadi jalan dengan kaki pincang karena luka.

Gara – gara luka itu ia hamper menangis, karena ia ingat saat jatuh beberapa minggu yang lewat. Dan ia sangat kecewa dengan para montir di bengkel itu karena mereka sangat kurang ramah, walaupun mereka semua masih muda.

Setelah ia sampai di kost, temen satu kostnya memutar lagu yang sangat sedih dan hamper ia menangis dalam kamarnya.

Malang,
Nasibku malang,
Mengapa abang tinggal kan
Dulu kita sama sama cinta
Kini berpisah karena orang tua
Untung lach hati kasih dak sampai
Seperti bunga layu ditangkai
O nasib, kau badan
Mengapa semalang ini
Dulu bersumpah patah Sembilan.

Karena lagu tersebut mempunyai kenangan yang tak indah sewaktu ia SMP. Dan waktu SMP lagu tersebut adalah lagu favorite satu sekolahan. Jadi baginya sangat berkesa. Namun ia tak mau berkata kepada temen satu kostnya karena lagu itu adalah lagu favorite bagi mereka.

Kini ia hanya bisa mengingat – ingat masa SMP. Lalu ia makan malam dan kemudian ia pergi untuk beribadah kepada-nya. Di sana banyak anak kecil yang bercanda ria dan penuh tama, yang sama indahnya waktu ia kecil dulu.

Tunggu kisah selanjutnya di faridwanjaswa.blogspot.com
Keesokan harinya ia pulang ke rumah dengan suasana yang sangat panas. Sepanjang perjalanan hatinya begitu riang karena ia bakal bertemu keluarganya. Tak peduli debu berterbangan, mobil lalu lalang, lobang yang dalam, dan kodisi yang kurang baik. Ia sangat bersyukur kepada Tuhan , karena bisa sampai di rumah dengan selamat.

Sesaat ia di rumah datanglah sepupunya yang bernama Lenny. Ia berkata, kebetulan kamu pulang karena aku ingin curhat padamu tentang masalah yang membuatku sedih. Anggara pun segera duduk di samping sepupunya dengan suasana yang Riang.

Lenny berkata, aku menjadi sasaran utama dalam masalah kaburnya Putra. Putra adalah saudara sepupu Anggara yang begitu akrab dan sering bercanda bersama.

Haaaaaah Putra pergi kemana, memangnya kenapa ? jawab Anggara.

Ia pergi gara – gara orang tuanya tak menyetujui hubungannya dengan Ani, jawab Lenny.

Gara – gara cinta ia mau melawan orang tua, menghabiskan uangnya , cinta memang kebutuhan tapi jangan sampai gara- gara cinta bisa gila karena hidup tak cukup dengan cinta, jawab Anggara.

Lenny menjawab, itu lah yang membuat aku kesal, bahkan banyak orang memfitnah aku lah yang membawa Putra pergi ? sambil menampakkan wajah kesal.

Ya sudah jangan emosi, emangnya kamu bawa dia pergi tidakkan ? tanya Anggara.

Lenny menjawab, aku hanya menghantarkan ia sampai ke simpang komplek sana dan dia menyuruhku pulang ke rumah.

Mereka tak tahu apa masalahnya, mereka hanya bisa berbicara saja itu fitnah, ya udah ambil hikmahnya saja, jawab Anggra.

Tak sadar waktunya mereka harus mandi karena malam hamper tiba. Mereka tak hanya sebagai saudara sepupu yang kompak namun tetangga yang kompak pula. Tak banyak para warga yang iri melihat kedekatan mereka berdua. Bahkan setiap warga yang lihat tak habis melihatnya. Meskipun music dan handphone mereka berdering namun cerita dan derai air mata tak berhenti begitu saja. Bahkan ada seorang warga yang berkata, cukup lah hari telah malam. Tak lama kemudian mereka berpisah untuk mandi dan menjalankan aktivitas mereka selanjutnya.

Setelah Anggara selesai mandi, Lenny pun dating ke rumahnya lalu berkata, oh yah sudah dapat kabar belum tentang si Bunga ?

Kenapa, Tanya Anggara.

Si Bunga kecelakaan diserempet mobil truk, tangan dan kakinya lepas, dan kepalanya bocor , jawab Lenny.

Ya Tuhan , kenapa harus begini ? jawab ANggra seraya meneteskan air mata.

Lenny pulang karena ia ada tamu. Tak hanya air mata yang mengalir namun kesedihan pun bertambah. Tak jauh dengan kebiasaan yang biasa dilakukan ia hanya menulis puisi disepotong kertas buram ?

Kenapa,
Kenapa ,
Dan kenapa ?
Semua ini harus terjadi, semua ini harus aku alami
Kenapa Tuhan, tolong jawab ?
Musibah yang dating bertubi- tubi,
Aku tak sanggup dengan semua ini
Kini, lebih baik kau cabut nyawaku
Tuhan,
Dengarkan curahan hati ini

Air mata menetes di kertas yang telah kusut dan kini ia harus tertidur di atas kertas yang telah dituliskan puisi Lara itu.

Tunggu kisah selanjutnya.

About Me

Foto Saya
faridwan
jambi, jambi, Indonesia
cuexz
Lihat profil lengkapku

Footer Widget 1

wellcome

wellcome at faridwanjaswa.blogspot.com

Footer Widget 3

Recent Posts

Download

Blogger Tricks

Blogger Themes

Laman

Powered By Blogger
faridwanjaswa. Diberdayakan oleh Blogger.

Footer Widget 2

Postingan Populer

Pengikut

Share

Share

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail