Selasa, 20 September 2011


Hari selanjutnya , kuliah pagi namun harus disambung sore hari. Karena waktu untuk menunggu masih sangat lama, Ning mengajak Ita dan Anggara untuk main ke kostnya.

Teman – teman ke kontrakan aku aja ? ajak Ning.

Ngapain ? Tanya Anggara.

Ya main aja, jawab Ning.

Ayo lach, jawab Ita datar.

Semangat lo, jawab Ning.

Ayo cepat ntar panas, jawab Anggara.

Ning sama Anggara aja, Ita duluan yach ? jawab Ning.

Ita pun langsung berangkat duluan, lalu diikuti oleh Ning dan Anggara. Tak beberapa lama kemudian sampailah di kontrakan Ning.

Asalam mu’alaikum , sapa Ning.

Walaikum salam, jawab yang adaa di rumah.

Ayo masuk, ajak Ning.

Iya bawel, jawab Anggara datar.

Sabar atuh bu’, jawab Ita.

Tiba Ita langsung masuk menuju kamar Ning untuk meletakkan tas yang disandangnya. Sedangkan Anggara masuk lalu duduk di dekat pintu masuk. Ita langsung mengambil laptop yang ada di kamar lalu dibawa keluar untuk main game yang ada laptop Ning.

Horeee, aku menang , jawab Ita riang.

Biasa aja kali, jawab Anggara datar.

Jangan berisik ta, jawab Ning.

Iya nich, sakit telinga dengarnya , jawab mbak – mbak itu.

Ih kalian nich, jawab Ita.

Pelan – pelan lo, ada yang sakit di kamar mbak . jawab Ning.

Maaf maaf, jawab Ita.

Ita lalu melanjutkan main game, sedangkan Anggara masih sibuk dengan handphonenya mulai dari balas sms dan update status disosial network.

Kalian sudah makan ? Tanya mbak itu.

Ita dan Anggara lagi sibuk dengan apa yang dipegangnya.

Apa mbak, jawab Ning.

Sudah makan belom, jawab mbak

Ehmz, jawab Anggara sambil tersenyum.

Sudah mbak, jawab Ning.

Apa mbak ? Tanya Ita dengan nada kaget.

Dasar , jawab Ning.

Karena terlalu lama Ita main game , ia pun merasa ngantuk.

Misi buk mau tidur, sapa Ita.

Ia ntar kalau kuliah ditinggal aja, jawab NIng.

Tak butuh waktu lama Ita tertidur lelap, sambil mukanya ditutupi boneka.

Lihat tu Ita, enaknya tidur. Kata Ning.

Biarin, jawab Anggara biasa – biasa saja.

Asalam mua’alaikum, suara dari luar.

Walaikum salam, jawab mereka serentak.

Masuk jawab Ning.

Ia, jawabnya.

Dua orang itu langsung masuk, dan bercerita – cerita sedangkan Anggara masih sibuk dengan handphonenya. Tiba – tiba mbak itu merebus jagung yang dibelinya kemarin.

Ayo dimakan jagungnya, sapa mbaak itu.

Iya mbak, jawab Ning.

Iya enak nggak yach, jawab tamu pria yang baru masuk dengan nada canda.

Enak lach, jawb mbak itu.

Ra, ayo makan , ajak Ning.

Anggaraa masih sibuk dangan handphone sesekali tersenyum dan menatap semua yanag ada di ruang itu. Sebenarnya Anggara tak suka dengan jagung rebus, namun suka jagung bakar. Karena nggak enak hati untuk berkata tidak suka hanya mengangguk saja.

Bangun lah ita, perintah Anggara.

Ntar aja, aku juga mau tidur, jawab Ning.

Anggara bingun, padahal tinggal 30 menit lagi masuk kuliah.

Anggara bertanya, kita masuk jam berapa ?

Jam 14.30, jawab Ning.

Sekarang ? Tanya Anggara lagi.

13.30 , jawab Ning.

Jammu itu eror, atau orangnya yang eror. Tanya Anggara.

Haa, sudah jam 14.20  , jawab NIng.

Ita, ta bangn, perintah Ning.

Belum tua sudah eror, jawab mbak itu.


Mereka bergegas untuk berangkat kuliah lagi, meskipun dengan sedikit terburu – buru.

Nantikan kisah selanjutnya di FARIDWANJASWA.BLOGSPOT.com



Pagi pun tiba, saatnya bangun dan sholat shubuh sebagai rutinitas yang haru dikerjakan baginya. Tak selang lama bergegas untuk mandi karena harus berangkat kuliah dan menjalankan aktivitas awal minggu ini. Seperti biasanya awal minggu sangat semangat dan buru – buru cepat datang akhir pekan sebagia hari dimana buat bersenang – senang.

Pada pukul 3 pagi ia terbangun, lalu ia makan sahur untuk berniat puasa. Namun setelah pukul 10 siang, ia tak sanggup lagi karena sakit magnya kambuh. Rasa perih yang melilt dan ia tak konsentrasi untuk menerima kuliah pagi itu. Bahkan karena tak sanggupnya dia, saat praktikum kuliah pagi ia buru – buru menyelesaikan tugasnya dan langsung lapor kepada pembimbing mata kuliah tersebut.

Setelah lapor ia buru – buru berangkat ke kantin bersama Ita.

Ita berkata, perut aku sakit ?

Kenapa , jawab Anggara.

Nggak tau nich ? jawab Ita kesakitan.

Aku juga, mag aku kambuh ? jawab Anggara sedih menahan rasa sakit.

Ya sudah kita ke kantin aj, kan sudah lapor ke pembimbing. Jawab Ita.

Ayo cepat ? jawab Anggara.

Mereka berdua bergegas ke kantin dengan menggunakan sepedah motor milik Ita.

Ayo ? jawab Ita.

Sesaat di perjalanan mereka bercerita.

Emangnya kamu belom sarapan ya tadi pagi ? Tanya Anggara.

Sudah, cuman kenapa bisa begini tak seperti biasanya. Jawab Ita.

Mungkin saatnya kita harus periksa kedokter kali ya, jawab Anggara.

Nggak ah, nggak mau. Jawab Ita.

Kenapa dari pada harus menahan sakit berkepanjangan. Jawab Anggara.

Akhirnya sampai juga, kamu yang pesan ya ? jawab Ita.

Setelah 10 menit perjalanan sampai juga dikantin dan buru – buru masuk dan memesan makanan.

Anggara berkata , mas makannya dua ?

Penjual bertanya, makan sini atau bungkus ?

Makan sini mas, seperti biasanya ya ? jawab Anggara.

Oke ditunggu saja , jawab penjual itu.


Mereka memesan makan yang biasa mereka makan, yaitu nasi dengan ayam crespy. Kebetulan memilih tempat duduk didekat pintu masuk sehingga kelitan semua pengunjung kanting yang lewat.

Tadi pesan apa ? Tanya Ita.

Pesan biasanya ayam. Jawab Anggara.

Bagus, tapi kox lama ya ? Tanya Ita.

Sabar ya sayang, benter lagi. Jawab Anggara.

Iya , tapi aku sudah nggak kuat lagi. Jawab Ita.

Tiba – tiba makanan yang mereka pesan datang.

Maaf ya, lama nunggunya. Sapa penjual itu.

Iya nich mas lama banget. Jawab Ita.

Iya soalnya nungguin nasinya tadi kehabisan, ya sudah selamat menikmati. Jawab penjual itu.

Terima kasih yam as. Jawab Anggara.

Iya sama – sama. Jawab penjual itu.

Penjual itu lalu melayani pelanggan yang lain.

Pelan – pelan makannya, sapa Anggara.

Abis nggak kuat lagi, jawab Ita.

Sepertinya hampa ya, jawab Anggara.

Kenapa ? Tanya ita.

Biasanya kita selalu makan bertiga, tapi sekarang kita makan hanya berdua. Jawab Anggara.

Ya biarlah, kan dia lagi sibux. Jawab Ita.

Iya sich , jawab Anggara dengan nada lesu.

Ya sudah lanjutin makannya. Jawab Ita.

Romantis banget ya sebelah ini. Jawab Anggara.

Biarin kan lagi jatuh cinta , jawab Ita.

Tapi kan nggak harus dikantin juga. Jawab ANggara.

Ya sudah makan aja, ngomongin orang terus. Jawab Ita.

Tak terasa keasyikan ngobrol ternyata makanan yang dipesan telah habis disantap. Dan mereka buru membayar dan begegas pulang.

Kan kita masih lama kuliah, kemana nih ? Tanya Ita.

Kita ke rumah Niken aja soalnya tadi kan bahan praktikum di rumah dia. Jawab Anggara.

Ayo lah, jawab Ita.

Kost niken masih tetap yang dulu ? Tanya Ita

Ya masih lach, emang kita benter – benter pindah kost. Jawab Anggara.

Akhirnya sampai juga. Jawab Ita.

Iya buruan turun. Jawab Anggara.

Niken , sapa Ita.

Ia masuk ta , jawab Niken.

Lo ada feny dan sari juga yach, jawab Ita.

Ra ayo masuk, ajak Niken.

Asyik nonton lagi, jawab Anggara.

Oh ya aku nitip rumah ya, aku mau pergi dulu sebentar. Jawab Niken.

Iya hati – hati ya, jawab Anggara.

Anggara, Sari dan Ita asyik bercerita sampai – sampai tertidur di kursi. Saat Niken  pulang langsung terkejut.

Lo kox pada tidur. Jawab Niken.

Iya nyenyak banget lagi, lihat si Anggara tidur di kursi , Sari dan Ita di depan televise. Jawab Feny.

Aku juga ngantuk tidur yuk. Jawab NIken

Iya ayo, tapi dikamar jawab Feny.

Ya iya lah masa di teras, jawab Niken.

Mereka berdua tertidur pulas, sedangkan ANggara , Ita dan Sari bangun.

Enak banget tidurnya. Jawab Sari.

Iya , jawab Ita.

30 menit lagi waktunya masuk buat kuliah.
Buruan bangunin mereka bentar lagi kuliah lo, jawab Anggara.

Ayo bangun ken ? ajak Sari.

Ayo bangun Fen, ajak Ita.

Ayoa bangun 30 menit lagi masuk. Jawab Anggara.


Akhirnya mereka berangkat untuk kuliah meskipun panas tetap semangat.

Nantikan kisah selanjutnya di FARIDWANJASWA.BLOGSPOT.com
Senin, 19 September 2011


Kini Anggara lupakan kejadian yang begitu menyakitkan buatnya. Dia mulai kuliah dengan semangat baru meskipun hatinya terluka. Ia harus kuliah dan mengahadapi semua permasalahan yang begitu berat dalam hidup ini. Bahkan ia harus menyetujui bahwa “ hidup ini kejam” sebuah kata – kata yang diucapkan pada orang – orang yang kecewa dan terluka.
***

Akhir pekan pun tiba , saatnya ia pulang ke rumah orang tuanya. Semua persiapan telah disiapkan, mulai dari cek kendaraan, dan bahan yang akan dibawa pulang. Karena habis kuliah , ia makan di kantin jadi ia tak perlu makan lagi. Sebelum berangkat sholat zuhur dahulu supaya nanti tidak terlambat sholat zuhur.

Naas pun ia rasakan, waku ia di kost tak ada rasa kantuk, saat di pertengahan jalan ia merasakan kantuk. Ia berhenti sejenak untuk menghilangkan rasa kantuk, namun rasa itu begitu cepat hilang. Tapi tak lama kemudian rasa kantuk pun datang lagi. Akhirnya ia mengendari sepedamotor dengan pelan – pelan, takut terjadi  sesuatu hal yang tidak diinginkan terjadi.

Setelah tiba di SPBU, ia mengisi bahan bakar dan berangkat lagi dan herannya rasa kantuk telah tiada lagi. Tak lama kemudian dipertengah jalan ada mobil truk pengangkut batu bara tabrakan sehingga terjadi kemacetan yang cukup panjang. Karena sepedamotor jadi ia pun bisa lebih cepat bila dibandingkan mobil.

Sesaat sampai di rumah, di rumah Ana tetangganya mengadakan pesta. Walaupun pestanya tak terlalu besar dan mewah namun cukup ramai juga. Anggara pun langsung tidur karena ia terlalu lelah.

Keesokan hari saat ia mau pulang ke kost, ia merasakan ngantuk yang luar biasa namun tak bisa tidur. Berjam – jam ia berada di kamar namun tak bisa tidur juga. Sore pun tiba , kini ia harus berangkat. Namun dipertengah jalan hal yang seru pun terjadi lagi yaitu ngantuk yang luar biasa. Ia pun berhenti di perjalanan sampai tiga kali supaya tidak ngantuk lagi tapi tetap saja.

Semenjak ia terjadi kecelakaan beberapa bulan yang lalu, ia lebih sering terasa pusing, sakit kepala, lupa, bahkan sering terjadi refleksitas yang cukup aneh dilakukannya. Tak  hanya itu, sekarang kondisi fisiknya semakin lemah dan mudah terserang penyakit.

Sesampai dikost ia langsung mandi dan tidur. Setelah bangun tidur meskipun hanya 15 menit namun itu terasa sudah cukup, ia langsung mandi. Tak lama kemudian azan maghrib pun berkumandang, langsung ia tunaikan sebagai kewajiban.

Lalu ia berfikir, kenapa semenjak terjadi kecelakan itu sifatnya berubah, kekuatan, dan kondisi fisik tak prima lagi. Mungkin kan ini pertanda bahwa aku akan menghadap sang pencipta ? tanyanya dalama hati.

Ia memutuskan untul berhenti memikirkan hal yang sulit dikaji oleh akal sehat dan ia pun tidur.


Nantikan kisah selanjutnya di FARIDWANJASWA.BLOGSPOT.COM

Kamis, 15 September 2011


Tak banyak yang dapat ia lakukan untuk semua permasalahan ini. Kini ia hanya bisa berdoa kepada yang kuasa agar ia diberikan sebuah kesabaran hati supaya dapat menjalani semua ujian yang harus ia jalani sebagai sebuah kewajiban.

Meskipun tak banyak yang tau sebenarnya ia sangat menderita dan sengsara namun ia berusaha tersenyum dan paras ria. Mudah – mudahan dengan semua ini ia bisa lebih dan lebih dewasa lagi dalam menghadapi semua cobaan.
**

Keesokan harinya ia harus berangkat ke kost untuk menyelesaikan kewajibannya yaitu kuliah. Ia berangkat dengan rasa cemas, karena sekarang ia pindah kost. Sekarang kostnya lebih dekat dengan kampus meskipun masih memerlukan perjalanan sekita 1km lagi. Tapi di kost yang sekarang masih terasa sepi karena dari 10 kamar yangterisi baru ada 6 kamar.

Hari pertama ia kuliah pun dirasakan dengan suka cita. Kini dapat bertemu teman – teman kuliah, mereka saling bercerita tentang hari libur. Mulai libur puasa ramadhan, terus disambung libur hari raya idul fitri dan selanjutnya kemeriah idul fitri di kampung halaman masing – masing.

Cerita demi cerita terdengar sudah, begitu indahnya suasana liburan yang Anggara rasakan bersama teman – teman.

Tapi Anggara masih terlintas tentang bagaimana keadaan ibunya yang sedang sakit. Apakah sudah sembuh dan bisa beraktivitas kembali atau belum ? sebagai seorang anak yang dapat ia lakukan hanya bisa berdoa kepada sang Khalik yaitu Tuhan Yang Maha Esa.

Lantun andoa demi lantunan telah ia panjatkan, berharap cepat sembuh dan diberi kemudahan dalam menjalankan aktivitas sebagaimana biasanya. Bahkan saat tengah malam ia terbangun , ia berdoa kepada-Nya agar cepat diberikan kesembuhan pada sang ibu. Tak cukup dengan doa itu saja namun doa agar nilainya disemester ini dan selanjutnya bisa jauh lebih baik. Doa lainnya yang tak terlupakan ialah agar karya yang ia buat dapat dibaca dan sukai oleh banyak orang .

Hari selanjutnya ia terbangun mendekati waktu shubuh dan ia hanya sholat shubuh dan tahajud berdoa agar semoa permasalahan dapat diselesaikan dengan cepat dan tepat.
***

Hari selanjutnya ia pergi ke kost salah satu teman akrabnya yaitu ke rumah Ning disana Anggara terasa senang dan nyaman. Walaupun banyak orang yang tak ia kenal. Namun  hari selanjutnya ia pergi ke kost teman yang satunya yaitu Ita disana ia merasa kurang nyaman karena banyak permasalahan dengan situasi dan kondisi. Disana banyak para pemuda yang berkumpul didekat kostnya dan berkata yang jorok – jorok. Jika dilihat secara manusiawi itu wajar, namun dilihat dari moral dan etika itu tidak baik. Ia berharap Ita tetap seperti yang dahulu tanpa ada perubahan yang mengarah kesana namun perubahan menuju arah yang lebih baik lagi.

Nantikan kisah selanjutnya di faridwanjaswa.blogspot.com

About Me

Foto Saya
faridwan
jambi, jambi, Indonesia
cuexz
Lihat profil lengkapku

Footer Widget 1

wellcome

wellcome at faridwanjaswa.blogspot.com

Footer Widget 3

Recent Posts

Download

Blogger Tricks

Blogger Themes

Laman

Powered By Blogger
faridwanjaswa. Diberdayakan oleh Blogger.

Footer Widget 2

Postingan Populer

Pengikut

Share

Share

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail