Rabu, 05 Oktober 2011


Keesokan harinya saat ia menjalani rutinitas sebagai mahasiswa yaitu kuliah. Berbagai macam hal yang ia lakukan mulai dari praktikum hingga kuliah sehingga cukup menyita waktunya. Namun ia merasa bersyukur dengan demikian ia harus memaksimalkan waktu yang cukup sedikit atau sempit dimanfaatkan dalam kegiatan yang bermanfaat. Daripada waktu yang sangat lama hanya dimanfaatkan untuk kongko – kongko atau berpesta pora.

Meskipun waktu buat istirahat yang ia miliki sangat sedikit, sedangkan aktivitas yang ia jalani cukup banyak dan padat. Hari – harinya kini diisi dengan hal – hal yang positif dan bermanfaat, meskipun penyakitnya harus sering kambuh akibat kelelahan. Untuk mengatasi hal – hal itu, ia harus menjaga pola makan yang harus bergizi.

Meskipun dompet tipis dan kebutuhan tebal, tak menjadi halangan dalam berbuat kebaikan. Uang yang cukup untuk seminggu dan sangat pas – pasan, kini harus diatur supaya bisa berlebih namun makanan yang ia makan harus bergizi.

Kegiatan rutin sebagai mahasiswa membuat ia yang berhayal menjadi seorang penulis harus mengatur waktu yang sempit menjadi hasil yang sangat maksimal. Jika dibandingkan teman – teman yang setuju dengan karya dia lebih banyak yang tidak setuju atau menyukai.

Tugas kuliah yang semakin banyak, waktu yang semakin sempit namun banyak teman – teman di social network dan handphone yang mengajak berkomunikasi. Namun ia harus menyelesaikan kewajibannya, jika saatnya ia meresa lelah dan capek baru ia melayani teman – temannya bercanda.

Tak banyak temannya yang tak menyukai sifat ia akhir – akhir ini karena tak seramah dahulu. Ia hanya meminta maaf secara menyeluruh kepada semua temannya karena banyak hal yang harus ia kerjakan. Dan banyak pula temannya yang tak suka dan marah, bahkan mereka memutuskan hubungan baik yang selama ini dijalaninya.namun apa mau dikata, semua ini adalah pilihan yang harus ia jalani, dan ia laksanakan dengan penuh percaya diri. Ia yakin jika mereka pada posisi yang sama , maka akan melakukan hal yang serupa.

Mungkinkah tingkat kedewasaan yang kurang padanya sehingga tak mudah menerima keadaan yang ada. Sakit hati, kecewa yang ia rasakan pun harus dirasakan berkepanjangan. Ia pun tak olahnya seperti yang lain, harus mengeluh dan menangis namun ia harus mengadu kepada siapa. Tak ada satu pun diantara mereka yang tau dan peduli akan perasaan yang ia rasakan.

Masalah demi masalah, cobaan demi cobaan harus dihadapi dan dijalani bagai jalanan yang penuh duri dan liku. Lelah, letih pun selalu menghampirinay setiap waktu.

Kecewa itu hal  yang sering ia rasakan, dimana ia harus berusaha menjadi orang yang lebih tabah dan sabar. Namun semua kesabaran yang lakukan tak pernah berujung kebagaian, melainkan sebuah penderitaan yang dalam. Bagaimana tidak, setiap yang ia lakukan selalu banyak orang yang mencaci maki, dan ia tak ingin berbuat ulah yang dapat merugikan baginya maupun orang disekitarnya. Itu semua dilakukan demi kebaikan dia dan teman – temannya, tapi apa aksi dari teman –temannya yang ikut membuat ia galau dan harus lebih tegar meskipun diantara mereka membiuskan ketegaran. Tak cukup baginya, ia pun berusaha keras untuk membuktikan bahwa ia tak layak untuk semua cacian itu. Melainkan diri mereka sendiri yang harus sadar diri.

Meskipun rasa hancur, kecewa yang setiap langkahnya harus dirasakan, ia tak mau semua orang merasakan kesedihan yang ia rasa untuk menutupi semua itu ia pun terpaksa untuk senyum. Hancur hati berkeping – keeping tapi senyum pun membara.

Hingga sewaktu pulang kuliah ada junior yang diam – diam membicarakn dirinya. Anggara pun tak peduli atas semua itu, dianggapnya angin lalu. Mungkin jika ia bercerita kepada teman satu kelas akan terjadi perkelahian , itu pun jika mereka masih perduli. Jika tidak, akan mempermalukan dirinya sendiri.

Bagaimana ia bisa percaya kepada teman – temannya untuk berbagi, sedangkan mereka saja selalu memandang Anggara saat tertentu saja.

Saat genting ia pun tak malu untuk meneteskan air mata yang terasa sangat mahal baginya, bagaimana tidak ? semua ini terasa sakit buat dirinya. Coba saja bayangkan , jika engakau menjadi dia, apa yang dapat kamu lakukan ? pasti kamu hanya bisa berusaha untuk tabah dan sabar, namun jika kesabaran yang kamu miliki telah habis tak kan tersadarkan lagi air mata harus mengalir.

Hari ini ia kuliah dari pagi hingga sore, setelah sampai di rumah tiba hujan. Ia bergegas untuk mandi, lalu ia istirahat untuk melemaskan badan. Ia pun terlelap tidur, hingga dua jam. Karena terlalu lelah dengan semua ini , ia pun masih tiduran namun tak dapat juga tertidur.

Saat ia terbaring di tempat tidur, ia teringat pesan dosen yang memberikan pengarahan agar jaga kesehatan. Jangan terlalu banyak makan makanan yang instan. Dan disisi lain, rasa nyeri pada kaki tiba – tiba terasa lagi.

Tertidiam dalam angan yang melayang, tertidur kembali. Saat tidur ia mimpi yang sangat menyedihkan, yaitu ia terkena radang ginjal. Radang ginjal sebuah penyakit yang sangat ia takuti apalagi harus dicangkok dan membutuhkan pendonor ginjal, buatnya tidak nyaman dalam aktivitas.

Meskipun semua itu hanya mimpi, selepas itu syirik atau tidak. Dalam mimpi sebelumnya ia selalu mimpi yang keesokan atau beberapa hari kemudian harus dia alami.

Nantikan kisah selanjutnya di FARIDWANJASWA.blogspot.com

0 komentar:

About Me

Foto Saya
faridwan
jambi, jambi, Indonesia
cuexz
Lihat profil lengkapku

Footer Widget 1

wellcome

wellcome at faridwanjaswa.blogspot.com

Footer Widget 3

Recent Posts

Download

Blogger Tricks

Blogger Themes

Laman

Powered By Blogger
faridwanjaswa. Diberdayakan oleh Blogger.

Footer Widget 2

Postingan Populer

Pengikut

Share

Share

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail