Minggu, 24 Juli 2011
Kini sore pun kian terasa sendu dengan cuaca mendung yang membuat kompleks ini terasa sepi. Anggara hanya bisa berjalan mengelilingi kompleks perumahan dengan hati bimbang. Tak sengaja ia bertemu Bunga yang duduk termenung di pinggir jalan depan rumahnya. Anggara pun bingung ia hendak berbuat apa kepada Bunga.

Yang terlintas difikirannya hanya Bunga dan bunga dikarenakan hatinya sedang bimbang tapi berbunga – bunga tak menetu. Tanpa ia sadari langsung menarik tangan Bunga sampai- sampai ia berdiri. Lalu berkata, yuk kita main ? Bunga hanya terdiam tanpa kata seraya mengikuti Anggara menyusuri kompleks ini.

Setelah menyusuri komplek ini , mereka tertuju di tempat yang begitu sedap dipandang mata. Dengan suasana yang angin sepoy – sepoy diliputi awan mendung yang menjulang sore itu. Mereka berdua begitu nyaman dengan Susana itu seraya bercanda. Biasanya banyak kicau burung yang saling bersaut – sautan kini telah tiada.

Tak disadarinya genggaman tangan yang erat membuat suasana semakin mengharukan. Tatapan mata yang tak dapat berbohong , kini mulai terungkap sudah. Sedikit demi sedikit Anggara mulai berkata jujur , tentang perasaan yang tak tentu itu. Harapannya kejujuran itu berbuah manis, dan akhirnya……..?

Boleh aku mengatakan sesuatu yang selama ini aku pendam dan membuat gila baik dalam mimpi ataupun di dunia nyata , kata Anggara.

Bunga menjawab, “ apa yang sebenarnya membuatmu begini ? “

Anggara berusaha berkata denan Susana hatinya yang rancu, “ malamku hanya terfikirkan dirimu, siangku teringat wajahmu hari – hariku penuh akan warna – warni cintamu “. “ lalu………..

Bunga menjawab , “ lalu apa ?’

Lalu, aku berharap tiap waktu hanya ada namamu dalam hatiku. Dan aku hanya ingin hidupku lebih berwarna dengan balasan cinta yang tulus darimu, jawab Anggara.
Bunga brkata “ sejujurnya aku pun merasakan hal yang tak dapat kumengerti, mlamku terasa cepat jika aku selalu bersamamu tapi bila tiada dirimu dalam otakku terasa sunyi, sepi dan hampa yang tak bergelora “.

Apakah maksud dari semua perasaan ini, aku tak mengerti dan tak sanggup menahan gejolak dalam jiwa , jawab Anggara.

Aku pun tak tau, lalu apa yang harus kita lakukan dengan semua ini, jawab Bunga.
Mungkin Tuhan memberikan kita sebuah anugrah terindah dalam hidup kita, dengan sebuah perasaan yang sama yaitu CINTA , jawab Anggara.

Lalu Bunga berkata, “ mungkin kah semua ini benar, aku tak percaya dengan perasaan ini dan aku juga tak dapat memungkiri akan cenat cenut jatungku “

Anggara lalu berkata, “ apakah engkau mau mewarnai hidupku ini, dengan cinta dan kasih saying yang tulus dari hatimu “ sambil menatap mata Bunga.

Bunga menjawab, “ sejujurnya aku ragu akan ketulusan cintamu “.

Lalu apa yang harus aku perbuat untuk membuktikan ketulusan hatiku, jawab Anggara.

Aku tak perlu bukti apa – apa darimu, karena aku yakin dan percaya akan cintamu, jawab Bunga.

Terus apa jawaban dari lubuk hatimu akan perasaanku ini, Tanya Anggara.

Bunga menjawab dengan penuh rasa cinta, sejujurnya aku pun berharap begitu .
Anggara pun menjawab, jadi kita ?

Ia, jawab Bunga dengan cepat.

Beberapa detik kemudian petir menggelegar dan kilat pun bersamaan. Mereka keasyikan dan bersuka ria di bawah pohon, yang dianggap pohon asmara. Akhirnya mereka memutuskan untuk pulang dengan basah – basahan. Tak peduli petir, kilat, hujan, basah dan becek yang penting kini perasaan yang membuat tak nyaman telah hilang dan tumbuh perasaan yang baru yaitu CINTA.

Tunggu kisah selanjutnya di cerita bersambung Bunga dan bunga asamara part 4

0 komentar:

About Me

Foto Saya
faridwan
jambi, jambi, Indonesia
cuexz
Lihat profil lengkapku

Footer Widget 1

wellcome

wellcome at faridwanjaswa.blogspot.com

Footer Widget 3

Recent Posts

Download

Blogger Tricks

Blogger Themes

Laman

Powered By Blogger
faridwanjaswa. Diberdayakan oleh Blogger.

Footer Widget 2

Postingan Populer

Pengikut

Share

Share

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail