Senin, 01 Agustus 2011
Keesokan harinya ia pulang ke rumah dengan suasana yang sangat panas. Sepanjang perjalanan hatinya begitu riang karena ia bakal bertemu keluarganya. Tak peduli debu berterbangan, mobil lalu lalang, lobang yang dalam, dan kodisi yang kurang baik. Ia sangat bersyukur kepada Tuhan , karena bisa sampai di rumah dengan selamat.

Sesaat ia di rumah datanglah sepupunya yang bernama Lenny. Ia berkata, kebetulan kamu pulang karena aku ingin curhat padamu tentang masalah yang membuatku sedih. Anggara pun segera duduk di samping sepupunya dengan suasana yang Riang.

Lenny berkata, aku menjadi sasaran utama dalam masalah kaburnya Putra. Putra adalah saudara sepupu Anggara yang begitu akrab dan sering bercanda bersama.

Haaaaaah Putra pergi kemana, memangnya kenapa ? jawab Anggara.

Ia pergi gara – gara orang tuanya tak menyetujui hubungannya dengan Ani, jawab Lenny.

Gara – gara cinta ia mau melawan orang tua, menghabiskan uangnya , cinta memang kebutuhan tapi jangan sampai gara- gara cinta bisa gila karena hidup tak cukup dengan cinta, jawab Anggara.

Lenny menjawab, itu lah yang membuat aku kesal, bahkan banyak orang memfitnah aku lah yang membawa Putra pergi ? sambil menampakkan wajah kesal.

Ya sudah jangan emosi, emangnya kamu bawa dia pergi tidakkan ? tanya Anggara.

Lenny menjawab, aku hanya menghantarkan ia sampai ke simpang komplek sana dan dia menyuruhku pulang ke rumah.

Mereka tak tahu apa masalahnya, mereka hanya bisa berbicara saja itu fitnah, ya udah ambil hikmahnya saja, jawab Anggra.

Tak sadar waktunya mereka harus mandi karena malam hamper tiba. Mereka tak hanya sebagai saudara sepupu yang kompak namun tetangga yang kompak pula. Tak banyak para warga yang iri melihat kedekatan mereka berdua. Bahkan setiap warga yang lihat tak habis melihatnya. Meskipun music dan handphone mereka berdering namun cerita dan derai air mata tak berhenti begitu saja. Bahkan ada seorang warga yang berkata, cukup lah hari telah malam. Tak lama kemudian mereka berpisah untuk mandi dan menjalankan aktivitas mereka selanjutnya.

Setelah Anggara selesai mandi, Lenny pun dating ke rumahnya lalu berkata, oh yah sudah dapat kabar belum tentang si Bunga ?

Kenapa, Tanya Anggara.

Si Bunga kecelakaan diserempet mobil truk, tangan dan kakinya lepas, dan kepalanya bocor , jawab Lenny.

Ya Tuhan , kenapa harus begini ? jawab ANggra seraya meneteskan air mata.

Lenny pulang karena ia ada tamu. Tak hanya air mata yang mengalir namun kesedihan pun bertambah. Tak jauh dengan kebiasaan yang biasa dilakukan ia hanya menulis puisi disepotong kertas buram ?

Kenapa,
Kenapa ,
Dan kenapa ?
Semua ini harus terjadi, semua ini harus aku alami
Kenapa Tuhan, tolong jawab ?
Musibah yang dating bertubi- tubi,
Aku tak sanggup dengan semua ini
Kini, lebih baik kau cabut nyawaku
Tuhan,
Dengarkan curahan hati ini

Air mata menetes di kertas yang telah kusut dan kini ia harus tertidur di atas kertas yang telah dituliskan puisi Lara itu.

Tunggu kisah selanjutnya.

0 komentar:

About Me

Foto Saya
faridwan
jambi, jambi, Indonesia
cuexz
Lihat profil lengkapku

Footer Widget 1

wellcome

wellcome at faridwanjaswa.blogspot.com

Footer Widget 3

Recent Posts

Download

Blogger Tricks

Blogger Themes

Laman

Powered By Blogger
faridwanjaswa. Diberdayakan oleh Blogger.

Footer Widget 2

Postingan Populer

Pengikut

Share

Share

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail